Pintu kamar apartemen itu masih terbuka sedikit ketika Sky menarik Star ke dalam agak sedikit lebih cepat.
Wajahnya tampak tenang, meskipun ketegangan sempat terjadi beberapa menit lalu.
Star masih menatap Sky dengan mata penuh kekesalan. “Kau pandai sekali mengendalikan segalanya dengan sangat cepat.”
Sky tidak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya menatap Star dengan senyumannya yang menawan, lalu dalam hitungan detik, tangannya menarik tengkuk wanita itu dan bibirnya melumat bibir Star dengan penuh kerinduan.
Star mencoba menolak, tangannya mengepal di d**a Sky seolah ingin mendorong pria itu menjauh. “Hei, kemarahanku belum sepenuhnya reda.”
“I miss you so bad. Kita bicarakan ini lagi nanti, oke?” napas Sky sudah memburu, seakan gairahnya sudah tak bisa dibendung lagi.
Tapi sem
