“Elena, jangan lupa, hari ini kau ada undangan acara jamuan makan malam amal yang diselenggarakan oleh master Wignyo Rahadi. Acaranya mulai dari jam 7 malam, tetapi master mengundangmu untuk pertemuan pribadi pukul 6.30. Jangan terlambat, master bukan orang yang senang menunggu.” Zee langsung mengingatkan Elena tepat begitu kaki Elena baru melangkah masuk melewati pintu butik.
“Astaga, Zee. Apakah kau tidak bisa membiarkan setidaknya aku menaruh tas dan duduk dulu sebelum membombardir dengan jadwal. Minimal setelah aku menikmati segelas kopi untuk memulai hari.” Elena mengusap dadanya untuk menyabarkan dirinya menghadapi asistennya yang terkadang jauh lebih disiplin dibanding dirinya sendiri.
“Tidak bisa. Kalau tidak diingatkan dari pagi seperti ini, bisa-bisa saat aku lengah, kau sudah
