Langit malam di kota itu berhiaskan lampu-lampu gedung pencakar langit yang berkilauan, tetapi di dalam sebuah butik eksklusif, suasana jauh lebih sunyi. Caroline, yang kini dikenal sebagai Elena Carlisle, berdiri di depan rak-rak berisi koleksi terbarunya. Di tangannya tergenggam kain sutra berwarna emerald, tetapi pikirannya melayang ke tempat lain. “Elena,” suara Sierra yang baru saja masuk dengan tergesa-gesa membuyarkan lamunan. “Aku mendapat sesuatu dari jaringan kita. Ini bukan kabar baik.” Elena menoleh dengan alis yang berkerut. “Apa itu?” Sierra mendekat sambil menyerahkan sebuah amplop. “PHi sudah semakin dalam mencengkeram Sky Corp. Aku sendiri tidak yakin, Raymond mengetahui atau tidak kalau perusahaannya telah mendanai mereka. Ada aliran dana untuk suatu proyek yang san