Raymond sontak berbalik dan memutuskan hubungan teleponnya dengan Timmy saat mendengar suara Caroline memanggilnya. “Hai, mungil. Tidurmu enak? Sudah lebih segar tubuhnya?” Raymond melangkah mendekati Caroline dan mengusap gemas puncak kepala gadis itu. “Ya, tidurku lelap sekali. Tubuhku juga lebih segar sekarang. Sudah berapa lama kita sampai di Tokyo, kak?” Caroline menampilkan senyum manisnya yang membuat wajah terlihat semakin cantik, polos dan imut. Dan, Raymond hanya bisa terpaku di tempat saat melihat senyum indah itu. Jantungnya terasa berhenti berdetak sesaat dan setelahnya, benda lunak yang memiliki masa kadaluarsa itu langsung menghentak kuat seperti lagu yang dipasang para DJ di klub malam milik Raymond. “...Kak? …Kak Ray?... Hei!” Lambat laun suara Caroline dan juga lamba