Sang Pangeran Gulali

1915 Kata

Caroline terdiam sesaat, ingatannya berputar kembali ke masa kecilnya. Samar-samar Caroline teringat salah satu kenangan masa kecilnya. Kenangan yang terasa seperti setengah mimpi baginya. Saat itu Caroline baru saja ditinggalkan ibunya untuk selama-lamanya. Meski belum benar-benar mengerti konsep tentang meninggal, tetapi yang Caroline mengerti kalau dirinya sudah tidak bisa lagi bertemu dengan ibunya untuk waktu yang sangat lama dan Caroline merasa sedih sekali. Ketika Caroline sedang duduk bersedih di bangku taman, tiba-tiba saja seorang anak laki-laki berusia sekitar 9 tahun, berdiri di depannya. Wajahnya sangat tampan, bibirnya berwarna merah merona, dengan mata berwarna biru. Di tangannya ada sekantong gulali berwarna warni seperti pelangi. “Waah…kau tampan sekali. Seperti panger

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN