Tersadar dari lamunannya, Raymond segera membayar ongkos taksi dan turun menyusul Caroline. Dibawah perlindungan bayang-bayang tudung topi, mata Raymond menatap jeli ke sekelilingnya. Fokusnya tidak mengendur sedikitpun. Satu tangannya terus menggenggam Caroline erat-erat, sangat takut jika sampai terlepas. Meski tidak begitu mengerti alasannya, Caroline tetap bisa merasakan ketegangan Raymond sejak mereka melangkah keluar dari kamar hotel. Namun, Caroline juga tahu, urusan mereka kali ini bukan hal yang bisa dianggap remeh, jadi Caroline bisa memaklumi kalau kewaspadaan Raymond sangat tinggi. Pria bertopi yang sedang membaca koran di arah jam tiga, dua wanita yang sedang bercanda di arah jam delapan, dan pria paruh baya di arah jam enam. Hmm…melihat gerak-gerik mereka, aku duga mereka