Suara panggilan Caroline yang lirih tetap tidak membuat Raymond melepaskan tatapannya dari Hilton, tetapi sudut matanya terus memperhatikan wanita mungil itu. Saat Caroline sudah berada di jangkauannya, Raymond segera meraih tangan Caroline dan menariknya dengan cepat ke dalam pelukannya. “Kau terluka?” Suara lirih Raymond terdengar di telinga Caroline yang langsung di jawabnya dengan gelengan kepala. “Apa dia menyentuhmu?” Raymond kembali bertanya dengan lirih, tetapi suaranya terdengar sangat dingin membeku. “Tidak…” Caroline menjawab dengan sama lirihnya, tetapi Raymond masih dapat mendengarnya dengan jelas. “Menciummu?” “Kak…aku bahkan baru memasuki apartemen ini 5 menit yang lalu, dan dia hanya baru sempat menawarkanku minum.” Kali ini meski masih menjawab dengan lirih, tetap