“Kenapa, Ma?” Olin bertanya dengan cemas. Dia yang cukup sensitif dengan perasaan seseorang, langsung bisa melihat gurat gundah dan sedih di wajah sang ibu. “Bukannya Mama tidak ingin Papa sembuh, menurut Tante Sierra, jangka waktu Papa meminum obat itu sudah berlangsung sangat lama, Tante Sierra khawatir, obat itu sudah membuat efek permanen di tubuh Papa. Karena itu, sampai saat ini, Mama belum menceritakan tentang jati diri Mama yang sebenarnya pada Papa. Mama khawatir beban pengetahuan itu akan membuat Papa menjadi sakit. Jika… jika Papa tidak bisa lagi mengingat Mama, Olin jangan marah, ya. Jangan marah pada Papa, jangan benci Papa.” Caroline memeluk tubuh mungil yang berada di pangkuannya erat-erat. “Tapi, Ma… tapi aku…” Mata Olin mulai berkaca-kaca. Bulir bening mulai mengalir