Selepas kepergian Alicia, Raymond duduk termenung menatap jauh ke pemandangan kota yang indah tetapi tidak sedikitpun menarik perhatiannya. Sorot matanya tampak datar dan dingin, semua pembicaraannya dengan Alicia berlarian di benak Raymond. Sedikit rasa penyesalan muncul di hati Raymond, bukan kesalahan Alicia kalau dirinya tidak lagi mencintainya. Semua penyebabnya adalah hilangnya ingatan tentang semua cerita di masa lalu. Raymond mulai berpikir, mungkin sikap dinginnya yang menyebabkan Alicia mengambil jalan yang salah. Benaknya Raymond terasa begitu penuh. Di tengah keresahannya, Raymond menarik nafas panjang, dan tiba-tiba saja, semilir keharuman yang terasa akrab menyusup ke penciumannya. “Elena?” gumam Raymond lirih. Perlahan Raymond meraih ponselnya dan menatap deretan angka

