Matahari pagi menyelinap melalui celah-celah tirai, menciptakan pancaran lembut yang memeluk ruangan. Udara pagi terasa sejuk, memberikan suasana tenang yang kontras dengan gejolak hati yang tak kasat mata. Elena terbangun perlahan, menyadari kehangatan yang menyelimuti tubuhnya. Pelukan Raymond terasa erat di pinggangnya, membuatnya tersenyum kecil. Momen seperti ini, yang selalu didambakan Elena sejak lama, menyelubungi hatinya dengan kehangatan yang sulit dijelaskan. Namun, sebelum sempat menikmati lebih lama, pintu kamar terbuka perlahan. “Papa, Mama Elena, kalian sudah bangun?” suara ceria Olin, membuat Elena tersentak kecil. “Olin?” Elena mencoba bangun, tetapi pelukan Raymond justru semakin erat. Raymond menggumam pelan, matanya terbuka setengah. “Mau kemana?” tanyanya dengan na