“Makanlah yang banyak Ray, aku sudah memesankan makanan kesukaanmu.” Alicia menopang dagunya dengan satu tangan sambil menatap Raymond dengan tatapan penuh arti. “Terima kasih, Alicia.” Raymond melahap makanan yang ada di hadapannya dengan penuh semangat. Jika tidak diingatkan Alicia, Raymond sendiri sudah lupa kalau perutnya lapar. Dia bahkan tidak ingat kapan terakhir dirinya memasukkan makanan ke dalam perutnya. “Tidak perlu berterima kasih. Sudah kewajibanku sebagai seorang keka… ah maksudku sebagai seorang sahabat, untuk mengingatkan dan membantu menjaga orang tersayangnya, bukan?” Alicia memaksakan senyum di wajah cantiknya. Nyaris saja dia menyebut dirinya sebagai kekasih Raymond. Alicia sedang berada ditengah dilema besar. Meski di masa lalu Alicia telah menyakiti Raymond dengan