Malam itu, langit di luar jendela apartemen Novan tampak gelap, hanya ditemani cahaya neon kota yang berpendar lembut menembus tirai tipis. Udara dingin dari pendingin ruangan membuat suasana terasa sunyi dan janggal. Nadiva keluar dari kamar mandi dengan langkah pelan. Rambutnya masih lembap, jatuh di bahu. Ia mengenakan lingerie tipis berwarna merah muda yang baru saja ia beli. Wajahnya tampak gugup tapi juga berharap, malam ini, ia ingin Novan benar-benar menganggapnya sebagai wanita, bukan anak kecil. Namun pemandangan yang ia temukan di ruang tamu jauh dari bayangannya. Novan duduk di depan meja kerjanya. Laptop terbuka, layar penuh dokumen kerja. Di meja, secangkir kopi masih mengepul. Tatapannya fokus ke layar, seolah tidak menyadari apa pun di sekitarnya. "Sayang …" panggil Nad

