Namun, demi kesembuhan Laura, Angel berusaha menekan perasaannya. Perlahan, ia melangkahkan kakinya menghampiri Alex dan Laura yang masih berpelukan erat. “M-Maaf, Non Angel! Mbak Atun pamit ke luar dulu, ya,” ucap Mbak Atun pelan. Ia dapat merasakan ketegangan yang menggantung di udara dan memutuskan untuk memberi ruang bagi mereka. “Iya.” Angel menjawab dengan anggukan kecil, bibirnya melengkungkan senyum ramah meski hatinya masih terasa campur aduk. Mbak Atun pun melangkah keluar, menutup pintu dengan lembut, meninggalkan suasana yang perlahan menjadi lebih tenang. Angel kembali melanjutkan langkahnya, mendekati Laura yang masih berada dalam pelukan Alex. Ia berhenti tepat di depan mereka, mencoba menata perasaannya sebelum akhirnya berbicara. “Laura, Sayaaang, sekarang Laura