“A-Ayo, masuk!” Alex mempersilakan Angel masuk ke ruangannya dengan suara yang sedikit bergetar, seperti kedatangan tamu besar. Mata Alex terpaku pada sosok di depannya, seolah tak mampu berpaling walau hanya sekejap. Perasaan senang dan tak percaya bercampur jadi satu, membuat tubuhnya gemetar tanpa ia sadari.
“S-Silakan duduk!” lanjutnya, suaranya masih terdengar gugup. Alex berdiri mematung, terpaku seperti seseorang yang baru saja bertemu mimpi lama yang kini muncul di depan matanya. Ia merasa seperti tengah berada di antara kenyataan dan khayalan.
Sementara itu, Luna yang berdiri di balik tembok terus memperhatikan mereka dengan mata menyipit penuh rasa penasaran. “T-Tante Angel masuk ke ruangan Papa? Mau apa dia?” gumamnya pelan, mencoba menahan rasa kesal yang perlahan menguasai
