Angel merasakan senyum itu, seolah disemprotkan ke wajahnya seperti racun yang perlahan meracuni setiap perasaan yang ada. Itu bukan senyuman ramah atau biasa—melainkan senyuman penuh dendam yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang merasakannya. Angel menundukkan kepalanya, tidak sanggup menahan tatapan itu lebih lama. Dalam hatinya, ia tahu betapa besar kebencian yang tersimpan dalam diri Desi, dan itu membuatnya semakin merasa kecil dan tak berharga. Joni yang menyadari ketegangan yang semakin terasa, segera mengambil inisiatif untuk mencairkan suasana. Dengan nada riang, ia mencoba mengalihkan perhatian. “Eh, Angel, Laura sekarang umur berapa, ya? Sudah besar aja dia?” Anita langsung menyambut pertanyaan itu dengan senyuman hangat. “Iya, Angel. Laura pasti sekarang lagi aktif-akt