“Ya, Tuhaaan, Angel! Manja banget sih, kamu ini. Kupikir ada apa-apa,” gumamnya dalam hati, merasa heran melihat tingkah manja Angel. Namun, karena dia sadar bahwa Angel masih remaja yang labil dan polos, jadi dia mencoba untuk memaklumi keadaannya. “Ya ampun, Sayaaang! Pipismu sakiiit? Periiih? Hem?” tanyanya lagi sambil mengusap rambut Angel dengan penuh kasih sayang. “Hiks... hiks... iya, Ayaaang! Hiks... pipis Angel, hiks... sakiiiit! Hiks... periiiih! Tapi, hiks... Angel pengin pipis, Ayaaang!” rengek Angel lebih manja lagi. “Kasihan kamu, Sayang!” Alex berkata sambil terus mengusap rambut Angel. “Ya sudah, sekarang kamu peluk pinggang Mas, yaaa?” ujar Alex, memberi instruksi dengan lembut. Karena posisinya saat ini sedang berdiri di hadapan Angel yang duduk di atas kloset.