Romeo hanya menatap ke depan tanpa ekspresi, namun matanya menyiratkan kegundahan yang mendalam. Dalam dadanya, badai perasaan bergulung, berusaha menerobos wajah tenangnya ketika mendengar nama Maudy diucapkan oleh Vasko. Gadis yang selama ini menghuni ruang pikirannya, hadir begitu dekat—namun di balik sorot mata Vasko, ia mendapati ancaman. “Bagaimana, apakah dia cantik?” tanya Vasko dengan senyum tipis, seolah meremehkan. Romeo mengangguk kecil, berusaha tetap tenang meskipun napasnya memburu, nyaris tak terkendali. Tedy, yang selalu setia mengamati, melihat raut wajah bosnya berubah. Dia tahu, emosi Romeo semakin mengeruh; bahwa Maudy mungkin akan menjadi sumber konflik yang lebih besar dari yang terlihat saat ini. “Dia juga ikut, cuma lagi cari makan,” ujar Vasko sambil tersenyum