"Kakak..." Panggilan Adira membuat d**a Maudy menghangat. Ia sungguh tidak menyangka kalau gadis itu akan bersikap hangat padanya setelah semua yang terjadi. Namun, di balik kesedihan yang mendalam, Maudy merasakan adanya ikatan baru yang terjalin, ikatan antara dua jiwa yang dipersatukan oleh kehilangan. "Ibu telah pergi..." Adira menangis, memeluk Maudy erat-erat. Suara tangisnya terdengar begitu pilu, mencerminkan betapa berat beban yang kini ia pikul. "Aku hanya punya kakak saja," ujarnya, suara terisaknya membuat hati Maudy semakin tercabik. Maudy mengusap bahu Adira dengan lembut, mencoba memberi kekuatan pada adiknya. "Kita harus saling menjaga, Adira," katanya dengan lembut. Kata-kata itu keluar begitu alami, penuh makna. Maudy tahu, meskipun dunia mereka kini hancur karena ke