"Apakah benar Anda kembali pada Nona Erina?" Pertanyaan itu meluncur dari bibir seorang reporter, tajam seperti pedang yang hendak membelah kenyataan. Kilatan lampu kamera menyilaukan, mengabadikan setiap detail di wajah Romeo—dari rahangnya yang tegang hingga tatapannya yang penuh teka-teki. Di sisi lain, Erina berdiri, tampak anggun dalam balutan gaun putih yang memantulkan cahaya seperti seorang ratu tanpa mahkota. Romeo, sosok yang tengah menjadi pusat perhatian publik, hanya melemparkan senyuman tipis—bukan sebagai jawaban, melainkan sebagai tameng. Senyum itu tidak sekadar manis, melainkan sebuah teka-teki yang menghanyutkan. "Saya tidak bisa mengatakan semuanya karena—" Namun, sebelum kata-katanya selesai, suara yang tegas memecah udara. "Tidak! Saya tidak akan kembal