"Maudy..." Nama itu terucap dari bibir Romeo seperti mantra, penuh rindu yang menyesakkan. Langkah kakinya mantap mendekati Maudy, meskipun jarak di antara mereka seolah dipenuhi oleh tembok tak kasatmata yang memisahkan dua jiwa yang dulu pernah saling mengenal. Namun, ekspresi Maudy dingin, tatapannya seperti cermin beku yang tak memantulkan emosi apapun. "Maaf, siapa yang Anda panggil?" tanya Maudy dengan nada datar, suaranya ringan namun menusuk seperti angin dingin di tengah malam. Romeo menatapnya lebih dalam, seolah mencari secuil memori yang tersembunyi di balik wajah gadis itu. Lalu, tanpa aba-aba, ia menarik tubuh Maudy ke dalam pelukannya. Ada gemuruh dalam dadanya, seperti badai yang menemukan daratan. "Akhirnya aku menemukanmu! Aku tahu kalau kamu masih hidup," bisikny