''TIDAK!" Suara Romeo memecah malam yang sudah dipenuhi jerit ketakutan dan sirene api. Rasa panik yang melumpuhkan menggulung dirinya saat ia berlari menuruni tangga darurat, langkah-langkahnya terburu-buru, hampir terpeleset beberapa kali. Di depan matanya, kobaran api menelan mobil itu dengan rakus, lidah-lidah apinya melambung seperti naga yang mengamuk di bawah cahaya remang lampu jalan. ''Maudy tidak mungkin terbakar! Tidak mungkin!" Suaranya serak, nyaris pecah. Bayang-bayang tubuhnya bergetar dalam pancaran cahaya api, dan di matanya hanya ada satu tujuan: mobil itu. "TIDAK! MAUDY!" Teriakan itu mengguncang udara malam, seolah ia memanggil roh-roh agar turun dan mengembalikan perempuan yang ia cintai dari rahang maut. Tanpa berpikir panjang, Romeo mencoba mendekati mobil