"Apa! Laki-laki itu benar-benar tidak bisa dipercaya!" seru Ester, wajahnya memerah karena emosi setelah mendengar cerita Maudy tentang bagaimana Romeo memeluk Erina di rumah sakit. Maudy hanya duduk di sofa, tangannya mengusap-usap perutnya yang belum terlihat besar. Wajahnya lelah, matanya sembap karena terlalu lama menangis. "Aku sudah menyerah pada Romeo," katanya dengan suara pelan namun tegas. "Aku tidak mengharapkan apa-apa lagi dari dia." "Tapi kamu sedang hamil anaknya! Bagaimana ini?" keluh Ester, matanya menatap Maudy dengan campuran simpati dan kekhawatiran. "Aku sudah bertekad akan membesarkan janin ini sendirian," jawab Maudy sambil menatap Ester dengan penuh keyakinan. "Aku bisa melakukannya. Aku harus bisa." Ester mendesah, menatap sahabatnya dengan raut tak teg