Seiring waktu berlalu, mobil terus melaju menjauh dari rumah sakit dan stasiun. Maudy merasa panik, namun pikirannya tetap berpacu untuk menemukan cara keluar dari situasi berbahaya ini. Tangannya meraba-raba isi tasnya dengan gelisah, hingga akhirnya ia menemukan alat setrum kecil—pelindung yang selalu ia bawa sejak dulu. Harapan kecil muncul di benaknya, tapi ia tahu bahwa ia tidak bisa bertindak gegabah. **Aku harus memastikan tidak ada kecelakaan besar,** pikirnya. Matanya terus mengawasi jalanan, menunggu saat yang tepat. Mobil itu melaju cepat, namun tidak selamanya jalanan padat. Ketika ia melihat area yang lebih lengang, keberaniannya muncul. Dengan tangan gemetar namun tekad yang bulat, Maudy mendekatkan alat setrum itu ke leher Billar. Ia menekan tombolnya secara diam-diam,