Akhirnya, Syadiran berhasil diselamatkan. Kelegaan mengalir dalam diri Romeo seperti air sungai yang akhirnya menemukan lautan. Dan semua ini—ia tahu benar—berkat Maudy. Gadis itu bukan hanya penyelamat Syadiran, tetapi juga penyelamat hatinya yang selama ini gelisah. "Aku harus segera menemuinya," ujar Romeo dengan penuh semangat. Ia sudah membayangkan Maudy di rumah sakit, mungkin tengah duduk di samping ibunya dengan senyum lelah namun puas di wajahnya. Romeo ingin segera ada di sana, memeluk Maudy, dan memberitahunya betapa ia bersyukur memiliki gadis secerdas dan sekuat itu di sisinya. "Tedy, siapkan bunga dan juga buah untuk calon mertuaku," perintahnya sambil melangkah menuju sofa, senyumnya melebar seperti anak kecil yang baru saja mendapat hadiah. "Baiklah, Tuan," jawab T