Rapat darurat itu bak badai yang menyerbu tanpa aba-aba, mengguncang segala ketenangan yang sebelumnya tertata rapi. Pihak Kleo, salah satu investor utama perusahaan, menarik tiga puluh persen saham mereka tanpa peringatan, menyisakan kekosongan yang menekan setiap orang di ruangan. Langit-langit kantor seolah menunduk berat, membagi beban yang kini dipikul para manajer. Maudy, seperti pilar kokoh di tengah reruntuhan, melangkah cepat ke ruang sekretaris. Wajahnya tetap tenang, tetapi ada bayang-bayang kecemasan yang tersembunyi di balik matanya yang tajam. Tangannya lincah memilah berkas-berkas di meja, memeriksa angka-angka dengan ketelitian yang tidak kenal kompromi. Di sekelilingnya, sekretaris lain sibuk mempersiapkan dokumen tambahan. Namun, Maudy berdiri sebagai pusat gravitasi m