William terus bergerak mendominasi sementara Vanilla pasrah ketika bibirnya dijajah dengan sangat liar oleh pria yang menjadi suaminya. Jemari lentik dengan cat kuku warna merah itu mencengkeram jas yang dikenakan William sebagai pelampiasan. Vanilla terengah, dan ketika pasokan udara dalam rongga d**a benar-benar habis, gadis itu mendorong d**a William menjauh. William sempat terhenyak, ia pandangi wajah cantik Vanilla yang bersemu merah diselimuti nafsu. Sama seperti dirinya. Beruntung akal sehatnya masih berfungsi dengan baik. Andai William lupa diri, dia pasti sudah membabat habis Vanilla dalam kungkungannya. Tak peduli sedang berada di mana mereka saat ini. "Om ..." Vanilla menurunkan tangannya dari bahu William yang sempat ia remas tadi. Kedua matanya masih terpejam. "Maaf. Ham