"Tadi kan sudah aku bilang, lebih baik Om di rumah saja." William duduk dengan gelisah, membolak-balik majalah sampai bosan. Bermain ponsel, tapi tak ada yang menarik baginya. Ia sampai menghabiskan empat cangkir kopi selagi menunggu Vanilla selesai perawatan. William memang tak mengeluh, tapi bahasa tubuhnya membuktikan betapa lelaki itu tak nyaman menunggu untuk waktu yang lama. Apalagi, dari sekian banyak pengunjung salon kecantikan yang duduk di sana, hanya ada dua pria saja termasuk dirinya. "Tidak apa-apa, saya yang maksa ikut." Berusaha menampilkan senyum demi menghentikan omelan Vanilla. "Masih lama, ya?" "Sebentar lagi." "Berapa menit?" "Satu jam mungkin." Vanilla menjawab. "Kamu harus membayar mahal saya karena sudah membuat saya menunggu sampai seharian di sini," bisik