34. Gara-gara Kamu

1806 Kata

Rintik salju yang berjatuhan dari langit membawa udara dingin menyelimuti kota, tapi tak lantas membuat William mengurungkan niatnya. Deru napasnya memburu berpadu dengan kegelisahan Vanilla yang terus bergerak liar di bawahnya. Gadis itu tak ubahnya cacing menggelepar kepanasan. William tersenyum ketika dirasa telah tiba baginya untuk masuk. Tak William pedulikan cakaran Vanilla yang terasa menyengat di punggungnya. Hasrat yang terlanjur bergelora menuntut untuk dituntaskan. Ketika dua inti saling bertemu, William seakan meledak merasai hal yang seumur hidupnya baru pernah ia rasakan itu. Tak henti bibirnya mengerang lirih demi menahan kenikmatan yang tengah menggulungnya. "Om ... Om Willi." Lirih suara Vanilla hampir tak terdengar, tenggelam dalam tangis begitu William berhasil mendes

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN