Falcon mengisi peluru di dalam senjatanya. Memastikan benda itu penuh. Ia beranjak bangun, melangkah mendekati jendela. Menyingkap tirai penghalang, sambil mengedarkan mata birunya awas. Falcon tidak tenang. Percaya, jika George pasti mengincarnya. Pria itu mendengus pelan, bergerak mundur. Menjatuhkan tubuh di ranjang. Duduk dengan posisi tegap. "Kau harusnya mati, Theo. Harusnya!" tandas Falcon tegas. Merapatkan seluruh gigi. Menatap senjata yang masih ia pegang. Menggenggam kuat. "Akan ku temukan cara, untuk membunuhmu. Pasti!" Falcon berpindah posisi. Meraih ponsel baru miliknya. Ia mengganti telpon prabayar, berharap tidak terlacak. Pria itu menahan napas, sigap menghubungi seseorang dengan raut wajah serius. Private number. "Kau mengkhianati ku, Sofia," ujar Falcon. Setelah panggil