Malam akhirnya tiba. Lizzy mencoba untuk santai tapi bayangan kegagalan selalu membuatnya terganggu. Tidak banyak yang bisa dilakukan malam itu sehingga ia membaca buku mungkin saja dengan imajinasi Lizzy akan melupakan kekhawatiran dalam diri. Mengambil tempat yang bagus untuk duduk, Lizzy perlahan mulai tenggelam dengan alur cerita di dalam buku. Ia bahkan tidak menyadari sosok pria tengah memperhatikan dengan serius. Siapa lagi kalau bukan Saga. Pria itu tidak biasanya gugup karena menyembunyikan ketakutan juga. Beda hal dengan Lizzy yang masih bisa bersikap tenang, tubuh Saga ikut gemetaran memikirkan masalah dihadapannya. Saga mengetuk pintu dua kali. Tak keras atau pelan, cukup menyadarkan Lizzy. "Saga, kenapa kau belum tidur? Tubuhmu masih lemah." "Aku baik-baik saja kok, aku ha