Aafia menatap Rasi dengan penasaran, sudah lima menit berlalu namun suaminya itu tak kunjung bercerita. Membuatnya menanti dengan rasa penasaran yang segunung.
Beberapa detik kemudian Aafia menghela napas, tangan kanannya terangkat mengusap bahu Rasi. "Kalau belum siap cerita nggak apa-apa, aku pasti bakal nungguin. Sampai kak Rasi siap," bisik Aafia.
Rasi menggeleng tegas. "Aku harus bercerita."
Kedua sudut bibir Aafia melengkung. "Ceritalah, akan aku dengar, kak."
"Saat SMA, aku memiliki kekasih. Bernama Aretha, kami pacaran sejak kelas sebelas. Hubungan kami baik. Aretha adalah gadis yang periang, terbuka, sangat pengertian dan sedikit manja padaku. Aku tidak mempermasalahkan sikap manjanya itu, karena aku pun menyukainya."
Ada jeda yang Rasi ambil, senyum tipis terukir di bibir pr
