54. Pertolongan Farrel

1825 Kata

“Aafia?” Isakan kecil Aafia berhenti, kepalanya mendongak ke atas. Ia dikagetkan dengan keberadaan Farrel di hadapannya. “Farrel,” cicit Aafia. Tangis Aafia kembali pecah kemudian ia memeluk Farrel. “Lo kenapa?” tanya Farrel dengan cemas, tangan lelaki itu mengelus punggung Aafia dengan lembut. Aafia tidak menjawab, ia masih menangis. Farrel melirik ke sekitar, orang-orang mulai memperhatikan mereka. Oleh karena itu ia memutuskan untuk menarik Aafia masuk ke dalam mobilnya yang terparkir di halaman apartemen. Farrel sabar menunggu Aafia menyelesaikan tangisnya yang semakin menjadi-jadi ketika sudah berada di dalam mobil. Sepuluh menit kemudian, Aafia tidak terisak ataupun menangis. Farrel menatap Aafia lamat-lamat. “Ada apa? Kenapa lo nangis tersedu-sedu gitu?” “Antarkan aku pulang,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN