Cassandra duduk di ruang kerjanya dengan wajah tegang. Laptop terbuka di hadapannya, sementara ponselnya terus bergetar dengan panggilan yang tak kunjung terhubung. Nomor Alden sudah dicoba berulang kali, tapi setiap kali hanya masuk ke mesin penjawab. Ia menggigit bibir bawahnya dengan geram, jemarinya mengetuk meja kayu berlapis kaca dengan ritme gelisah. Foto-foto yang tadi ia ambil di mall terpampang jelas di layar laptop—Kiara berjalan bersebelahan dengan Albert, bahkan terlihat menggandeng lengannya. Adegan yang membuat darah Cassandra mendidih, karena itu berarti wanita yang dianggap kabur dari pernikahan dengan Alden justru berada di sisi ayah Alden sendiri. “Apa maksud semua ini?” Cassandra berbisik pada dirinya sendiri, suaranya penuh dengan kejengkelan. “Wanita itu... benar-ben