Malam sebelum pernikahan. Langit mendung, angin dingin menyelinap masuk lewat celah-celah jendela mansion besar itu. Kiara berdiri lama di depan pintu kamar kerja Albert, jari-jarinya gemetar saat mengetuk. Detak jantungnya menggema di telinga, tubuhnya menegang. Pintu terbuka. Albert berdiri di ambang, mengenakan kemeja gelap dan celana panjang. Matanya langsung tertuju pada wajah Kiara yang terlihat pucat. Kiara menunduk, lalu perlahan berlutut di hadapan Albert. Tangannya gemetar, air mata mulai jatuh satu per satu. "Aku mohon... jangan laksanakan pernikahan ini. Aku nggak sanggup. Kamu bisa cari wanita lain, yang lebih pantas, yang bisa mencintaimu... tapi jangan aku..." Albert tak menjawab. Ia memandangi Kiara lama, rahangnya mengeras. Ia lalu melangkah masuk ke dalam ruangannya,