Bab 47

1600 Kata

Albert berdiri di ambang pintu ruang keluarga, menatap pemandangan yang membuatnya tidak tahu harus tertawa atau marah. Lantai penuh dengan bungkus keripik, plastik cokelat, dan botol minuman ringan yang kosong. Kiara duduk di sofa dengan kaki terlipat, memegang sebungkus permen yang setengah habis, pipinya sedikit menggembung karena sedang mengunyah. Albert berjalan masuk perlahan, langkahnya mantap namun wajahnya penuh campuran lelah dan khawatir. Ia meletakkan jas kerjanya di sandaran kursi dan langsung menghampiri meja yang sudah penuh dengan tumpukan sampah camilan. Ia menghela napas panjang, lalu menatap istrinya yang hanya mengangkat alis seolah tak merasa bersalah. “Jadi, ini yang kamu lakukan seharian?” tanyanya dengan nada datar. Bukan marah, tapi jelas menunjukkan ia tidak sen

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN