Albert berdiri di ambang pintu kamar tidur, siluetnya terukir oleh cahaya bulan yang menyelinap masuk melalui celah gorden. Matanya terpaku pada sosok Kiara yang terbaring di ranjang besar, napasnya teratur dan tenang. Wajahnya tampak polos dalam tidurnya, tanpa beban atau kecemasan. Kontras yang mencolok dengan gejolak yang berkecamuk di dalam diri Albert. Ia melangkah masuk, kakinya terasa berat dan tanpa ragu. Ia berhenti di sisi ranjang, menatap Kiara dengan sorot mata yang sulit diartikan. Ada kerinduan, penyesalan, dan hasrat yang bercampur aduk menjadi satu. Ia mengulurkan tangannya, nyaris menyentuh pipi Kiara, namun kemudian menariknya kembali. Ia tahu, apa yang akan ia lakukan selanjutnya akan mengubah segalanya. "Kiara," bisiknya lirih, suaranya hampir tak terdengar. Ia berhar