Bab 30

1894 Kata

Pagi itu, sinar matahari menyelinap masuk lewat celah-celah jendela villa kayu bernada hangat itu, menyentuh wajah Kiara yang sedang berdiri di depan dapur dengan apron bermotif bunga kecil. Rambutnya dia gulung asal di pundak, dan pipi kanannya tercoret sedikit tepung—sisa adonan yang tadi ia uji. Dia memandang deretan stroberi yang sudah dicuci dan dibagi menjadi tiga wadah—satu untuk slay stroberi dingin, satu untuk membuat stroberi tart mini khas Swiss, dan satu lagi untuk dibuat sebagai saus stroberi untuk dituangkan di atas roti zopf yang akan dipanggangnya. Jari-jari Kiara bekerja cekatan, tak seperti pengantin baru yang dulu tampak canggung saat menyentuh kompor. Sudah beberapa hari terakhir ini Kiara memang menghabiskan waktunya di dapur. Bukan karena dipaksa. Bukan karena tuntu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN