Bab 20

1437 Kata

Matahari pagi menyelinap perlahan dari balik jendela kaca besar kamar Kiara. Namun sinar keemasan itu tak mampu menghangatkan apapun yang ada di dalam d**a gadis itu. Ia berdiri diam, mengenakan gaun tidur panjang berwarna putih gading yang melambai pelan tertiup angin lembut dari ventilasi kamar. Rambut panjangnya jatuh tergerai, sedikit berantakan, tak lagi ia pedulikan. Kiara mematung di depan jendela, memandangi kebun mawar merah yang luas di halaman mansion Roberto. Mawar-mawar itu tumbuh subur, mekar penuh, indah. Tapi justru itulah yang menyakitkan—karena betapapun cantiknya kebun itu, baginya semua hanya simbol penjara yang tak terlihat namun mencekik. Pandangan matanya kosong. Tak ada air mata. Karena semua air matanya telah kering. Yang tersisa hanya luka dan pasrah. Helaan na

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN