Sera meletakkan ponselnya di atas meja, lalu kembali menatap pantulan dirinya di cermin. Wajahnya semakin tirus. Cekung matanya semakin dalam. Lingkaran hitam di sekitar matanya semakin nyata terlihat. Kulitnya juga semakin pucat hingga pembuluh darahnya terlihat. Perlahan, tangannya ke atas, menyentuh pipinya, mengharap kelembutan yang dulunya ada. Namun, semua sudah berubah. Ratusan pil sudah ditelannya. Bahkan saran dan resep dokter hebat yang di Singapura juga sudah dia kerjakan. Tubuhnya memang sempat membaik. Berat badannya yang sempat menurun, sudah mulai merangkak naik. Dia merasa enerjik dan bersemangat. Namun akhir-akhir ini, kesehatannya justru memburuk. Tubuhnya semakin lemah dan nyeri tak tertahankan seakan semua tulangnya hampir lepas. Dia hanya butuh sedikit bergerak, maka