Di tempat lain, Ivan tak bisa tidur dengan nyenyak malam itu. Untuk kesekian kalinya, ia bertemu Mayang dalam mimpinya. Tentu saja, itu meresahkan bagi pria berusia 42 tahun itu. Ia membuka matanya lalu memutuskan untuk duduk sejenak. "Kenapa aku mimpiin Mayang terus setiap hari belakangan ini?" Ivan menggumam. Ia menoleh ke arah pigura foto yang terpajang di atas nakas. Ia menatap fotonya bertiga dengan Mayang juga Reva. Ia tersenyum tipis. "Dalam mimpi aku, kamu baik-baik aja sama anak kita, Yang. Tapi aku nggak bisa ngeliat dia, apa dia laki-laki atau perempuan? Kamu kasih nama siapa anak kita, Yang?" Ivan bermonolog dengan sedih. Ia selalu merindukan Mayang, ia juga penasaran dengan kehidupan Mayang. Namun, ia menebak dan berharap Mayang baik-baik saja. Begitu juga dengan anak mereka

