Bonus 11: Gempa dan Perasaannya

1952 Kata

Ada jantung yang berdebar kencang dan kalian tahu itu jantung siapa. Erin. Dia menekan bel apartemen pria yang kapan hari datang melamarnya, juga sudah pernah dirinya diajak ke tempat pria itu, sosok yang kini membukakan pintu untuknya. Ah, iya ... itu Gempa. Dua lensa sebening telaga mereka berjumpa. Gempa senyum. "Kok, nggak ngabarin dulu kalau mau datang? Ke sini sama siapa?" Pun, Erin dipersilakan masuk. Duduklah kini dia di sofa ruang utama, Erin balas dengan senyum serupa, melihat kawan kecilnya dulu melenggang entah ke mana, lalu kembali dengan membawa air mineral untuknya. "Maaf, Rin. Nggak sedia teh atau s**u, adanya mineral biasa." Diletakkannya di hadapan Erin. Cewek itu mengangguk dan senyum. "Nggak pa-pa. Makasih, Mas." Sudah fix mau sebut 'mas' saja walau umur tidak jauh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN