Ya Tuhan. Aniska .... Yang baru Topan baca isi pesannya, dia telepon balik nomor itu, selepas dari selesai dengan tuntas atas dirinya dan Nirwana. Telah Topan pastikan, hatinya sudah tidak berat ke arah sana. Kegilaan yang nyaris Topan perbuat tadi, urung ketika hati bergejolak menolak sebuah kecup yang hendak Topan jatuhkan di bibir Nirwana. Nyatanya, perasaan yang ada itu telah tergerus oleh kesadaran dan keberadaan sosok lain di sini, di hatinya, hingga Topan sempat katakan, "Maaf, Tante ... kayaknya saya nggak bisa nepatin janji." Tentang tidak akan melupakan Nirwana sampai nanti perempuan itu bahagia. Topan nggak bisa. Dia ingin perjalanannya dalam mencintai Aniska bersih tanpa ada bayang-bayang janji itu. Nirwana sendiri mendorong bahu Topan di kala bibir itu nyaris menyapa bib