37. Kopi Badai

1670 Kata

Berapa hari lalu, sekian hari setelah kepergian orang tua, Aruna yang saat itu masih berduka, masih remaja juga istilahnya, dan dia adalah sosok anak yang diselimuti hangatnya kasih sayang ayah ibu. Ah, ya ... hari itu. "Una ...." Namanya disebut oleh seseorang yang berhari lalu mengangkatnya sebagai anak, tetapi Aruna masih belum sepenuhnya melebur pada gagasan itu, dia sungguh masih berduka, tetapi bingung juga mau hidup seperti apa andai tanpa orang tua. Apalagi saat itu ada Alvi yang masih kecil tentunya. Aruna bingung sekali di tengah rasa sedihnya. "Iya, Bu?" Namun, dia akan mencoba. Salah satunya, mencoba menerima kenyataan yang tersaji saat itu. "Rumah peninggalan orang tua Una, kita kontrakan aja, ya?" Aruna terdiam. Dia bahkan sama sekali tidak kepikiran sampai sana. Meski

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN