Sel kanker di tubuh Yulita semakin menyebar. Ia tak bisa kelelahan. Sudah beberapa kali, ia melakukan pengobatan secara alternatif. Sebagai anak, akhirnya Prisil memang hanya bisa menuruti keinginan sang mama. Sayang, pengobatan itu tidak memberikan perubahan yang berarti. Justru, penyakit yang Yulita derita semakin parah. Tumor ganas yang bersarang di payudaranya mulai menonjol keluar. Prisil hanya bisa menangis ketika ia sedang sendiri. "Tuhan, berilah kesembuhan untuk Mama. Aku mohon." Begitu doa Prisil yang selalu ia panjatkan. Tak bisa merawat mamanya sendiri, Prisil menggunakan jasa suster untuk membantunya. Karena memang, kondisi sang mama tak bisa diprediksi. Saat ini bisa terlihat sehat, ada harapan, meskipun wajahnya pucat. Namun, beberapa saat kemudian, dari tumor yang tam