Bab 25. Kapan Nikah?

1221 Kata

Luna menyeruput caramel macchiato pesanannya. Sementara matanya lekat menatap layar laptop, jemarinya sibuk bergerak di atas tuts keyboard. “Serius amat, Buk?” Jihan datang dengan senampan strawberry cake dan matcha mille crepe cake. Meletakkannya di atas meja. “Hei!” sahut Luna selintas. Jihan ikut membuka laptop, mulai meneguk brown sugar coffee latte miliknya. Membuat jurnal adalah salah satu tugas mereka sebagai dokter. Maka saat hari libur begini, bukannya bersantai, sepasang sahabat itu justru harus mengerahkan seluruh kemampuan otaknya untuk berpikir. Supaya tak mudah penat, mereka memilih mengerjakannya di café. “Lo kapan rencana lanjut spesialis, Lun?” tanya Jihan membuka obrolan. “Pengennya, sih, paling lambat tahun depan. Tapi nggak tahu, deh.” Luna mengedikkan bahu, bingu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN