“Gwaaah!” Klara membanting tubuhnya sendiri ke atas kasur, ia merentangkan tangannya sambil menguap lebar. Hari ini terasa begitu melelahkan. Klara membuka matanya dan menatap jendela kamarnya di panti asuhan yang masih terbuka lebar. Semburat jingga kemerahan menembus ke dalam kamar dan membuat siluet romantis di sana. Klara menatap jendela itu lama, matanya menatap lurus ke sana tetapi pikirannya mengawang jauh, seperti berkelana bebas di dunianya sendiri. Ia tiba-tiba teringat wajah Dean yang tengah fokus menyetir. “Apa-apaan, sih. Kok aku malah teringat hal memalukan seperti itu.” Klara menggelengkan kepalanya, mencoba untuk menghapus bayangan sosok pria itu dari imajinasinya. “Sejak awal dia, ‘kan, sudah bilang kalau hubungan ini hanya murni tanpa perasaan. Aku tidak boleh berharap l