“Kamu nggak mau pulang?” tanya Sera yang sudah hampir setengah jam duduk di ruang tamu apartemennya. Keduanya kembali setelah merayakan ulang tahun Gio. Gio yang duduk menyamping dengan tangan bersandar di sofa sebagai penopang kepala, “Kamu ngusir aku?” “No, tapi ini sudah malam, sayang.” Matanya seketika berbinar mendengar Sera memanggilnya sayang, “Kamu bilang apa?” “Sudah malam.” “Bukan, setelahnya.” Alis Sera tertaut, “Sayang?” “Lagi?” pinta Gio seperti anak kecil. “Sayang,” jawabnya patuh. Gio menampakkan senyum lebar karena Sera begitu penurut kepadanya. Dadanya menghangat serta jantungnya berdegub kencang karena wanita yang ia cintai memanggilnya dengan sebutan sayang dengan raut wajah yang manis. “Kenapa kamu senyum?” tanya Sera curiga. “Aku senang,” ucap Gio lalu menda