Setelah Rhea di bawa ke ruang ICU, Oris beserta ke enam anak-anak GAS kini menunggu di depan ruang ICU. Disana sudah disediakan kursi sofa yang cukup panjang untuk para keluarga pasien ICU yang menunggu. Oris yang terlihat tak bersemangat dan nampak kelelahan, menyandarkan tubuh dan kepalanya pada sandaran sofa. Matanya nampak memandang kosong pada kaca jendela ruang ICU yang tertutup tirai berwarna biru. “Ris, lo gak istirahat?” pertanyaan Vivi membuyarkan lamunannya. Oris menoleh dan menggelengkan kepalanya. “Mana bisa gue istirahat, sedangkan Rhea masih belum sadarkan diri?” Ujarnya. “Tapi lo harus istirahat Ris!” timpal Theo yang kini sudah duduk disamping Oris. Oris kembali menggelengkan kepalanya. Terlihat sangat jelas, semangat hidup pria itu kini hilang. Tak ada lagi cand