Arka menciumi wajah Arista pelan, setiap inci tak ada yang luput sama sekali. Keningnya, pelipisnya, kelopak matanya, hidungnya, pipinya, dagunya, dan berakhir di bibir mungil sang dara. “Udah, Mas, geli!” keluh Arista sembari terkekeh. “Iya, berhenti berhenti!” Nola yang sejak tadi menatap geli sepasang kekasih itu berseru ketus. “Bisa-bisanya bermesraan di depan jomblo kayak gue?!” Ia melotot marah. “Loh, kalian nggak balikan?” tanya Arista polos, menatap Nola dan Emir bergantian. Pasangan mantan itu saling tatap. “Sorry, gue nggak pernah ¬re-read buku apalagi re-watch film yang udah pernah gue tonton atau baca. Jadi, nggak ada kosakata balikan di kamus hidup gue.” Nola yang menjawab lebih dulu, menyedekapkan tangan di depan d**a. Emir tersenyum getir. Meski perasaannya pada Nola me

