Eyang Ni sudah menggerakkan pionnya tanpa perlu repot-repot turun tangan langsung. Pagi ini, Arista terpaksa berbalik naik ke lantai apartemennya ketika mendapati puluhan awak media memenuhi lobi. Wanita itu melirik jam tangannya gelisah, satu jam lagi ada meeting yang harus ia hadiri. “La, bantuin. Ini gimana caranya gue turun?” Rengeknya pada Nola yang hari ini kebagian libur. “Emang mereka nyariin lo?” Tanya Nola sambil menguap, semalam ia baru tiba di apartemen menjelang tengah malam dan baru bisa memejamkan mata dini hari tadi. “Iya. Buktinya pas pintu lift gue kebuka, mereka langsung ngerubungin. Untung gue sempat mencet tombol naik.” Wajah Arista pias, ini situasi yang tak pernah ia hadapi sebelumnya. Nola akhirnya duduk demi mendengar situasi genting yang diceritakan sahabatnya